Satya dan ibunya Yuniati membuktikan kalau perekenomian yang sulit bukanlah hambatan utama untuk menuntut ilmu. Justru kondisi perekonomian yang sulit inilah yang dijadikan motivasi utama untuk menuntut ilmu, bukannya malah takut ataupun malu.
Satya mendapatkan beasiswa dari Kementrian Pendidikan Tinggi pada tahun 2012 silam, ia mendapatkan beasiswa untuk menempuh kuliah jurusan kimia di Universitas Hokkaido, Jepang, setelah sebelumnya menempuh S1 jurusan kimia di UNY Yogyakarta dan S2 jurusan kimia.
“Dengan dorongan dari keluarga akhirnya saya berhasil menyelesaikan kuliah di Jepang,”
Perjalanan hidup Satya kecil bersama ibunya tidaklah mudah, sejak Satya masih kecil sang ibu sudah sibuk menjadi buruh cuci dan setrika, terkadang mengasuh anak orang lain juga. Namun perjuangan Yuniati, sang ibu sama sekali tidak sia sia. Kedua anaknya Satya Chandra Wibawa Sakti dan Oktaviana Ratna Cahyani kini sudah lulus pendidikan tinggi dan sudah mulai bisa merubah nasib nya.
Kisah ibu Yuniati ini akhirnya menjadi inspirasi untuk sebuah film yang berjudul Sepasang Mata Ibu yang diproduksi oleh Kani-O Pictures dengan menjadikan Paramitha Rusady menjadi pemeran utamanya. Menurut Paramitha Rusady Perjuangan orang tua Satya bisa dijadikan contoh bagi semua orang, bahwa keterbatasan tidak menjadi hambatan untuk mengantarkan anak menempuh pendidikan tinggi. Keberhasilan tersebut diharapkan menjadi inspirasi bagi keluarga di Indonesia.
Nasib yang dialami sekarang bukanlah penentu mau jadi apa kita di masa depan. Dengan kerja keras dan perjuangan semua akan berhasil dan nasib akan berubah. Kalau kata pepatah
“Bukan sebuah kesalahan jika LAHIR dari KELUARGA MISKIN, tapi suatu KESALAHAN BESAR jika membiarkan DIRI terus HIDUP dalam KEMISKINAN”
sumber | republished by Halo Unik !
Posting Komentar